

Bagaikan pelari marathon, stamina fisik dan mental adalah syarat utamanya. Bagaikan pelari marathon, maka hanya latihan yang keras dan tertatalah yang mampu menggapai segala kekuatan itu. Bagaikan pelari marathon pula, maka kita harus bersabar dalam tatanan pelatihan itu. Sabar menjalani semua "pelatihan" ini adalah kunci pembuka semua daya. Allah SWT berfirman dalam . Surah Al Baqarah ayat 153, "hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". Juga dalam ayat 155 surah yang sama, "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar".
Betapa banyak dari kita yang melupakan "penolong" yang Allah SWT isyaratkan di atas. Hingga jalan pintas menjadi pilihan yang lazim. Tindakan-tindakan yang bertentangan dengan tuntunan sucipun akhirnya terlanggarkan. Menipu, memeras, mencuri, menindas dan hal-hal lain yang akhirnya jadi pilihan dalam usaha penghidupan mereka dan keluarganya. Tidak lagi mengindahkan prinsip-prinsip kesabaran dalam latihan-latihan dari-Nya.
Namun, semua jalan pintas yang melupakan prinsip-prinsip alamiah kesabaran, akan selalu berakhir tragis. Lihat saja bagaimana para pengusaha penipu yang harus berakhir di penjara. Bagaimana para koruptor yang awalnya bergelimang kenikmatan dari keringat dan darah rakyat, juga akhirnya hancur bersama keluarga yang juga ikut menikmati. Kesabaran adalah salah satu elemen dari keseimbangan dalam kehidupan, maka melanggarnya juga berarti merusak keseimbangan tersebut. Sudah kodrat alam dan kehidupan untuk selalu seimbang, dan ketidakseimbangan tersebut akan kembali berjalan menuju keseimbangan yang Allah SWT janjikan. Ketidaksabaran kita dalam bekerja, akan selalu terhukumi oleh hukum keseimbangan tersebut. Bila kita mengambil hak saudara kita sebagai jalan pintas, maka hukum keseimbangan akan mengambil kembali hak saudara kita tersebut dari tangan kita.
Maka bersabarlah, dan yakinlah pula bahwa setiap kali kita tersungkur jatuh dalam usaha kita mencari penghidupan, Allah SWT akan memberikan kekuatan dua kali lipat lebih dari sebelumnya kepada kita. Lantas mengapa kita harus takut jatuh dan tersungkur, bila dengan karenanya kita dianugerahi kekuatan yang lebih besar, dan juga rezeki lebih banyak dari apa yang mungkin kita dapat bayangkan.
Bila kesabaran harus diterangkan dengan teori maka dia bukanlah kesabaran, maka kerjakan saja dan terus berlatihlah, karena kesabaran perlu diasah dengan batu terjal disisi mereka yang kita layani dan yang kita beri pengidupan, bukan dengan menutup diri sembari mencari cari referensi, menyusun teori teori, lalu menghafalkan definisi definisinya yang terkadang basi. Sudahlah, ini saatnya untuk “bertebaran” di bumiNya dengan kesabaran dan nikmati serta syukuri apa yang Dia anugerahkan.
Oleh: Achmad Soediro
Sumber. www.rumahzakat.org
0 komentar:
Posting Komentar
Diharapkan Berkomentar pada hal-hal yang positif, bernilai manfaat, no spam